WIDYA KARYA JAYA = BERJAYA KARNA HASILKARYA KARYANYA

Kamis, 02 Februari 2017

ULAR BISA

ULAR BISA

Akronim OM CIS: ULAR BISA
Pernahkan anda melakukan pertolongan pertamanya?
U : Upayakan korban tenang, tidak bnyk gerak
L : Letakan luka lebih rendah dr jantung, kemd balut spiral & immobilisasi
A : Awasi ABC & Syok
R : Rujuk ke RS (dgn tandu, sebaiknya)
Hindari BISA :
B : Balutan penekan atau Torniket
I : Isapan daerah luka
S : Sayatan di tempat luka
A : Alkohol, kafein atau es kompres
met belajar, akronim ini hasil kumpulan data berbagai referensi & pengalaman penulis menolong nyata.
umumnya terjadi salah pengertian pengelolaan dgn penggunaan torniket, sayatan atau insisi , isap luka, pendinginan daerah yang digigit, pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari.

Mengenal Bisa Ular
Oleh Mas Ruki pada 5 November 2012 pukul 7:55
Racun / Bisa ular adalah salah satu racun binatang yang sistemik dan cukup fatal jika tidak sesegera mungkin ditangani. Sehingga pengetahuan paramedis tentang penanganan gigitan ular khususnya Penanganan Gawat Darurat mutlak diperlukan. Jika paramedis memiliki pengetahuan yang memadai tentang ular itu sendiri maka penanganan gigitan ular akan teratasi dengan waktu yang efektif dan efisien. Berdasarkan pengalaman saya dan kawan – kawan di Sioux ketidaktahuan tim medis di Rumah Sakit terhadap gigitan ular akan berefek pada kondisi korban gigitan yang semakin buruk. Mungkin, karena sedikitnya kasus gigitan ular yang dibawa ke Rumah Sakit, sehingga terkadang mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menanganinya. Ditambah lagi reaksi bisa ular terhadap tubuh korban sangat bervariasi, sehingga waktu observasinya juga sangat bervariasi. Tapi yang pasti, serum anti bisa ular mutlak diperlukan pada penanganan kasus gigitan ular berbisa tinggi di Rumah Sakit.

Sebagai salah satu andalan, ketersediaan Serum Anti Bisa Ular (SABU) adalah keharusan di Rumah Sakit. Tapi toh, pada kenyataannya tidak semua rumah sakit terakreditasi di Indonesia menyediakan SABU. Secara bisnis, mungkin menyimpan SABU di Rumah Sakit adalah hal yang berpotensi merugikan, karena belum tentu ada kasus gigitan ular dalam setahun, sedangkan umumnya masa kadaluarsa SABU adalah 2 tahun. Itupun tidak bisa disimpan sembarangan, butuh suhu tertentu, kalau tidak akan kadaluarsa lebih cepat.

Bio Farma adalah satu-satunya perusahaan farmasi di Indonesia yang memproduksi anti bisa ular dengan merk dagang SERUM ANTI BISA ULAR POLIVALEN (KUDA). Serum ini adalah satu-satunya yang dimiliki Indonesia untuk kasus penanganan gigitan ular. Walaupun efektif untuk 3 jenis ular (kobra, ular tanah, welang), namun semua kasus gigitan ular yang ditangani rumah sakit biasanya akan menggunakan SABU ini. Harga satu ampul (vial) SABU ini di Rumah sakit biasanya sekitar Rp. 500.000. Jika ingin menggunakan yang monovalen maka tentu saja anda perlu mengeluarkan tenaga dan biaya yang lebih banyak.

Jika anda adalah salah satu tenaga paramedis, dan suatu saat menangani kasus gigitan ular, informasi tentang SABU Polivalen buatan Biofarma ini mungkin berguna dalam aplikasi envenomasi bisa ular:

SERUM ANTI BISA ULAR POLIVALENDESKRIPSI

Serum Anti Bisa Ular adalah serum polivalen yang berasal dari plasma kuda yang dikebalkan terhadap bisa ular yang mempunyai efek neurotoksik (ular jenis Naja sputatrix – ular kobra, Bungarus fasciatus – ular belang) dan hemotoksik (ular Ankystrodon rhodostoma-ular tanah) yang kebanyakan ada di Indonesia serta mengandung fenol sebagai pengawet. Serum Antibisa Ular Polivalen berupa cairan bening kekuningan.INDIKASI

Untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa dari jenis Naja sputatrix (kobra), Bungarus fasciatus (Welang), dan Calloselasma rhodostoma (Ular Tanah).CARA KERJA OBAT

Imunisasi pasif, pada penyuntikan dimasukkan zat-zat anti yang mampu menetralisir bisa ular yang beredar dalam darah penderitaBENTUK SEDIAAN

Cairan injeksiKOMPOSISI

Zat Aktif : setiap mL mengandung antibisa ular :

Calloselasma rhodostoma 10 LD50Bungarus Fasciatus 25 LD50Naja sputatrix 25 LD50

Zat tambahan : Fenol 2,5 mgPOSOLOGI

Jumlah dosis yang tepat bergantung tingkat keparahan penderita pada saat akan menerima serumDosis pertama sebanyak 2 vial @5 mL yang bila ditambahkan kedalam larutan fisiologis menjadi larutan 2% dan diberikan sebagai cairan infuse dengan kecepatan 40-80 tetes/ menit, diulang 6 jam kemudianApabila diperlukan (misalnya dalam keadaan gejala – gejala tidak berkurang atau bertambah ) Serum Antibisa Ular Polivalen dapat terus diberikan setiap 24 jam sampai maksimum 80 – 100 mL.Serum Antibisa Ular Polivalen yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebgai suntikan intravena dengan sangat perlahan-lahan.Dosis Serum Antibisa Ular Polivalen untuk anak-anak sama dengan dosis untuk orang dewasa.Lakukan Uji Kepekaan terlebih dahulu, jika peka lakukan desensitisasi.

Pemberian secara intravena :

Hasil uji kepekaan harus negatifPenyuntikan harus dilakukan secara perlahanPenderita harus diamati paling sedikit 1 (Satu) Jam.

EFEK SAMPING

Anafilaktik syok, jarang terjadi. Bila ada, dapat terjadi segera atau beberapa jam setelah penyuntikan.Serum sickness; dapat terjadi antara 7- 10 hari setelah penyuntikan dengan gejala-gejala seperti demam, gatal, sesak nafas, dan reaksi alergis lainnya.Demam; demam yang disertai mengiggil, dapat terjadi setelah penyuntikan intravena.Rasa nyeri di lokasi suntikan; biasanya terjadi 24 jam setelah penyuntikan serum dalam jumlah dosis besar.

INTERAKSI OBAT

Tidak ditemukan adanya interaksi obatKONTRAINDIKASI

Penderita yang terbukti alergi terhadap serum kudaPERINGATAN DAN PERHATIAN

Karena tidak ada reaksi netralisasi silang (cross neutralization) Serum Anti Bisa Ular Polivalen ini tidak berkhasiat terhadap gigitan ular yang terdapat di Indonesia bagian timur (misalnya ular- ular dari jenis Acanthopis antarticus, Oxyuranus scuttelatus, Pseudechis papuanus, dan lainnya) dan terhadap gigitan ular laut (Enhydrina cystsa)

Hal – hal yang harus diperhatikan pada penyuntikan serumAlat suntik berisi adrenalin harus tersedia sebelum melakukan penyuntikan serum. Kemungkinan kortikosteroid dan H1 anthistamin juga diperlukan.Jangan menyuntikan serum yang baru dikeluarkan dari lemari es, terutama serum dalam jumlah besat. Suhunya harus dinaikkan terlebih dahulu agar sama dengan suhu badan (tapi jangan dipanaskan diatas api)Waktu disuntik penderita harus dalam keadaan tidak tegang (rileks).

Uji Kepekaan0,002 mL serum diencerkan 1:1000 dalam larutan salin, diberikan secara intradermal. Bila hasil tes negatif, lanjutkan dengan Uji kepekaan ulang dengan pengenceran serum 1:100Pada orang tanpa riwayat alergi uji kepekaan dapat dilakukan langsung mulai dari pengenceran 1:100. Lakukan kontrol negatif dengan larutan fisiologis dan kontrol positif dengan histaminGambaran hasil tes positif : Uji kepekaan dinyatakan positif jika terjadi indurasi dan eritema dengan ukuran ? 3 mm setelah 15-20 menit, dibandingkan dengan kontrol negatif. Bila hasil tes positif lakukan desensitisasi.

Tindakan terhadap Efek Samping

Reaksi anafilaktik (anaphylactic shock)Segera setelah ada reaksi, pemberian serum dihentikan sementara Suntikan 0,5 mL adrenalin 1:1000 intramuskular. Pada anak 0,001 mL/Kg berat badan, atau maksimal 0,3 mL. Periksa tekanan darah secara teratur, bila tekanan darahnya tetap rendah, berikan lagi 0,5 mL adrenalin 1:1000, kalau perlu sediaan kortikosteroid intramuskular. Bila keadaan syok belum teratasi, segera bawa penderita ke Rumah Sakit.Serum Sickness; Beri H1 anthistamin selama beberapa hari dan penderita sebaiknya istirahat. Bila perlu dapat diberi sediaan kortikosteroidDemam disertai menggigil; Tidak diperlukan tindakan apapun, karena akan cepat hilang (dalam 24 jam). Cukup diberi selimut atau botol berisi air panas.Rasa nyeri pada tempat suntikan; Keadaan ini tidak memerlukan tindakan apapun, karena akan hilang dengan sendirinya.Penderita harus diberitahu bahwa mereka telah disuntik dengan serum yang berasal dari hewan, dan informasi tersebut harus diteruskan kepada dokter yang akan memberi dosis serum selanjutnya. Hal ini dapat juga dilakukan dengan memberikan brosur serum untuk ditunjukkan kepada dokter selanjutnya.Dapat diberikan kepada pasien dengan riwayat penyakit asma berat jika sudah menunjukkan tanda-tanda keracunan sistemik.Bukan untuk pemberian lokal pada tempat yang digigit.

PENYIMPANAN

Simpan pada suhu antara +2°C dan +8°C. JANGAN DIBEKUKANKEMASAN

1 vial @ 5 mL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar